
Betapa sukarnya menyadarkan mereka dari kebodohan itu. Banyak orang hidup hanya untuk hidup. Hidup mereka adalah makan dan minum agar mengalami pertumbuhan fisik...
Hidup bagi mereka adalah persiapan untuk memiliki bekal di hari tua, hidup adalah karir sebagai pijakan untuk mendapatkan nafkah, guna membangun rumah tangga. Hidup adalah memiliki pasangan hidup dan menikah dan memilki keturunan. Hidup adalah menemukan menantu, mendapatkan cucu dan meneruskan generasi. Hidup adalah memiliki rumah, mobil mewah dan berbagai fasilitas yang bisa mengangkat harkat dan prestise. Jia kita hidup hanya untuk hidup, tujuan kita salah. Tujuan kita bianlah untuk hidup (di dunia). Hidup adalah sarana. Hidup adalah kesepatan yang diberikan oleh Tuhan untuk memperoleh hidup yang sesunguhnya (Kerajaan Sorga). Hidup yang kita miliki sekarang ini sebenarnya bukanlah hidup yang Tuhan kehendaki untuk kita nikmati.
Betapa tragisnya kalau suatu waktu nanti apa yang dipahami sebagai hidup ternyata berujung pada kematian. Semua yang dianggap sebagai kehidupan akan terkubur dan dilupakan selamanya. Setelah kehidupan hari ini, mereka pulang ke kekekalan tanpa bekal apapun. Hal tersebut selama ini telah dilupakan dan hampir tidak pernah ada yang mengingatnya. Siapa bertanggung jawab untuk memberi tahu atau mengingatkan menusia akan hal ini? Seharusnya gerja Tuhan. Tetapi banyak gereja hari ini yang hanya menjadi tempat dimana jemaat mencari solusi bagaimana melestarikan model hidup yang mereka warisi dari nenek moyang, sementara gereja di pipmpin oleh orang-orang yang tidak memahami model hidup yang Allah kehendaki. Sehingga tanpa sadar mereka melayani untuk melestarikan model hidup lama, mereka mencari nafkah dengan memperdaya orang-orang tulus yang seharusnya diajar untuk mengenal kebenaran yang tertulis dalam Injil.
0 komentar:
Posting Komentar
God Bless You