Nilai Plus Yang Tidak Plus (Wahyu 3:17-19)

     Banyak orang Kristen sudah puas dengan kualitas kehidupannya yang di anggap lebih tinggi dari orang lain. Lebihnya adalah ia pergi ke gereja (memuji dan menyembah Tuhan dalam liturgy) dan mengambil bagian dalam pelayanan pekerjaan gereja. Hal ini dianggap sebagai nilai plus. Dan nilai plus ini sudah cukup membuat mereka merasa sudah menjadi anak-anak Allah yang unggul dan diperkenankan masuk kerajaanNya. Mereka tidak merasa sebagai orang jahat di dunia. Mereka merasa sudah sejahtera dan aman di dunia. Iblis-pun berusaha melestarikan kehidupan seperti ini.
     Dan salah satu cara untuk melestarikan gaya hidup ini dalam hidup mereka adalah mendorong orang lain menjadi manusia jahat yang tidak bergereja, tidak melayani pekerjaan Tuhan. Supaya gaya hidup yang jahat di mata manusia itu menjadi perbandingan yang menyesatkan. Orang-orang Kristen seperti yang digambarkan di atas ini tidak mengerti keselamatan, bahwa keselamatan adalah usaha Tuhan untuk mengembalikan menusia pada rancangan semula atau tujuan awal, yaitu menjadi sempurna seperti Bapa. Sempurna seperti Bapa merupakan satu hal yang abstrak yang harus dipahami dengan jelas. Karena tidak meras perlu sempurna seperti Bapa, maka mereka merasa tidak perlu untuk memburu standar "seperti Bapa. Dengan demikian mereka tidak memiliki target kehidupan anak-anak Allah yang harus dicapai. Mereka tidak bertumbuh dalam kebenaran. Pada dasarnya mereka memiliki kehidupan mereka sendiri seperti anak-anak dunia yang tidak mengenal keselamatan. Mereka masih berstatus pemberontak bukan anak-anak Bapa yang taat.

     Karena tidak ada target rohani, maka yang mereka targetkan adalah pemenuhan kebutuhna jasmani yang pada dasarnya adalah keinginan mata, keinginan daging dan keangkuhan hidup. Mereka berusaha dengan Tuhan demi target-target kehidupan yang salah tersebut. Betapa celakanya kalau gereja dengan pemberita Firman melegalisir niat-niat tersebut bahkan justru merangsang jemaat untuk mengembangkan niat tersebut dengan doa. Seakan-akan Tuhan mengijinkan dan akan membantu mereka meraih semuanya itu dalam kancah kompetisi dengan anak-anak dunia. Tidak sedikit gereja dan pelayanannya menawarkan jasa dengan doa dan pemberitaan Firman yang memuat janji-janji yang dapat menolong melengkapi kebutuhan dan mencapai keinginan mereka. Gereja-gereja yang menjual jasa seperti itu pada dasarnya adalah alat iblis untuk membinasakan umat Tuhan.