Dalam Alkitab jelas sekali dikatakan bahwa dalam segala hal Ia disamakan dengan manusia (Ibrani 2:17). Ini berarti ia mengenakan tubuh yang proses kimianya atau metabolismenya sama seperti manusia pada umumnya. Ia tidak menggunakan tubuh maya yang kebal dengan nyerinya sakit kalu terluka. Dengan keberadaanNya ini maka iia menghadapi masalah-masalah fisik. Kalau Ia di likai maka Ia akan merasa nyeri. Ia dapat merasakan haus, lapar dan fenomena fisik lainya. Dalam perjalananNya Ia sering harus menghadapi manusia dengan jumlah besar, sampai-sampai Ia memnunda makan dan kurang istirahat. Inilah realiasnya bahwa Ia rela kehilangkan hak menimati kenyamanan fisik.
Kalau Tuhan Yesus berbicara tentang keberadaanNya yang tidak memiliki tempat untuk meletakan kepalaNya, hal ini menunjukan bahwa Ia bekerja keras sehingga Ia tidak punya kesempatan menikmati hidup bersama keluargaNya. HidupNya adalah perjuangan yang berat, melakukan tugas yang Bapa percayakan kepadaNya. Filosofinya adalah "MakananKu adalah melakukan kehendak Bapa dan menyelesaikan pekerjaanNya". Jadi, salahlah kalu seseorang mengikut Yesus dan turut mengambil bagian dalam pelayanan dengan maksud bisa menikmati kenyamanan hidup. Justru mengikut Yesus harus rela kehilangan kenyamanan, termasuk kenyamanan didalamnya bersama keluarga.
Kalau Tuhan Yesus berbicara tentang keberadaanNya yang tidak memiliki tempat untuk meletakan kepalaNya, hal ini menunjukan bahwa Ia bekerja keras sehingga Ia tidak punya kesempatan menikmati hidup bersama keluargaNya. HidupNya adalah perjuangan yang berat, melakukan tugas yang Bapa percayakan kepadaNya. Filosofinya adalah "MakananKu adalah melakukan kehendak Bapa dan menyelesaikan pekerjaanNya". Jadi, salahlah kalu seseorang mengikut Yesus dan turut mengambil bagian dalam pelayanan dengan maksud bisa menikmati kenyamanan hidup. Justru mengikut Yesus harus rela kehilangan kenyamanan, termasuk kenyamanan didalamnya bersama keluarga.
Sebagai pelayan-pelayan Tuhan, dalam kondisi-kondisi tertentu harus rela meninggalkan keluarga demi tugas pelayanan. Ini berarti waktu kebersamaan dengan keluarga menjadi berkurang. Kadang-kadang ditengah kebersamaan dengan keluarga dirumah, seorang pejuang kristus harus member konseling dengan telepon, kadang harus keluar rumah di tengah malam atau pagi buta untuk melawat orang yang dalam persoalan berat. Tentu hal ini akan mengganggu kehidupan bersama dengan keluarga, tetapi seorang pejuang tuhan tidak punya pilihan lain. Pelayanan bagi kepentingan Tuhan haru di prioritaskan. Seorang anak Tuhan harus peka terhadap "komando" Tuhan untuk melakukan pekerjaaNya. Hal ini tidak di pengaruhi oleh siapapun juga. Realita ini harus di terima sebagai fenomena wajar dan konsekwensi logis seorang pejuang Kristus.
0 komentar:
Posting Komentar
God Bless You