Tujuh puluh tahun umur hidup kita di bumi ini sesungguhnya merupakan kesempatan untuk memilih kepada siapa kita mengabdi. Dengan kepribadianNya yang Maha Agung, Tuhan tidak memaksa manusia untuk mengabdi kepadaNya setiap individu harus menentukan sendiri dengan rela dan sukacita.
![]() |
Pending |
Menunda keputusan sampai waktu hidup kita usai berarti tidak pernah mengambil kepurusan untuk mengabdi kepada Tuhan. Walaupun sebenarnya kita tidak berniat untuk menghianati Tuhan, jika kita terus-menerus menunda keputusan itu, akhirnya adalah kebinasaan. Inilah penyakit banyak orang Kristen hari ini, menunda apa yang seharusnya mendesak untuk segera dilakukan. Kuasa gelab meninabobokan orang Kristen untuk tidak terlalu terburu-buru mengabdi kepada Tuhan sepenuhnya. “Nanti saja, sesudah punya uang. Sekarang cari uang dulu” kata setan.
Mari kita renungkan, apakah kita masih menunda-nunda untuk menggumuli hal-hal yang menyangkut keberadaan kekal kita? Apakah kita menganggap hal lain lebih mendesak daripadanya? Jika dibandingkan dengan itu kita lebih memilih berjam-jam berjalan-jalan di mall, menonton sinetron, menyenangkan hati dengan hobi dan sebagainya, kita harus bertobat!. Jika kita masuh berpikir bahwa hidup ini hanya sekali sehingga menikmati dunia hari ini adalah kesempatan yang tidak akan terulang lagi, kita harus bertobat. Sebab dilangit dan bumi yang baru nanti ada kehidupan yang jauh lebih sempurna dari apa yang kita peroleh dari dunia hari ini.
Banyak orang Kristen berpikir bahwa Tuhan senang jika kita menikmati dunia hari ini seperti dunia anak-anak lainya. Itulah sebabnya mereka berdoa mohon bantuan Tuhan untuk bisa meraih kehidupan yang nyaman di dunia ini. Betapa hal ini menyakiti hatiNya. Kalau Alkitab mengatakan bahwa kita harus mencari dahulu kerajaan Sorga dan KebenaranNya, itu berarti segala sesuatu yang kita lakukan harus dilakukan demi keadaan atau nasib kekal kita nanti. Karena itu mengabdi kepada Tuhan adalah prioritas utama yang tak tergantikan oleh apapun.
0 komentar:
Posting Komentar
God Bless You